Pemangku Upacara Adat Saparan Wonolelo

Upacara Adat Saparan, serangkaian proses ritual tradisi tahunan pada bulan Sapar tahun Jawa, berupa ekspresi kesyukuran dan penghormatan atas jasa-jasa Ki Ageng Wonolelo, ulama penyebar agama Islam yang berwibawa dan merakyat. Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wanolelo. Upacara diekspresikan dengan simbol penting pembagian sedekah kue apem kepada masyarakat yang hadir. Dilakukan oleh ahli waris Ki Ageng Wonolelo dengan dukungan penuh warga masyarakat Dusun Wonolelo dan Pemerintah Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman.  

Pelaksanaan upacara adat saparan dilatarbelakangi oleh rasa penghormatan masyarakat kepada leluhur atau pepundhen mereka, Ki Ageng Wonolelo sebagai pahlawan yang telah berjasa dalam menanamkan norma-norma dan nilai budaya. Menuntun tujuan masyarakat untuk mendapatkan keselamatan serta ketenangan batin. Bentuk penghormatan direfleksikan melalui penyelenggaraan Upacara Adat Saparan. Dalam rangkaian upacara Saparan terdapat pula kirab pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo. Konon,  pusaka-pusaka tersebut berkaitan erat dengan asal usul Pondok Pesantren Wonolelo. 

Ki Ageng Wonolelo atau Syekh Jumadigeno,  anak dari Syekh Khaki (Jumadil Qubro), cucu dari Pangeran Blancak Ngilo dan buyut dari Prabu Brawijaya V. Syekh Jumadigeno memiliki dua adik, yaitu Syekh Wasibageno dan Panembahan Bodo. Syekh Jumadigeno dan Syekh Wasibageno kemudian berguru kepada kakeknya, Syekh Jumadil Qubra, di daerah Turgo serta kepada pamannya, Syekh Jimat. 

Setelah memiliki ilmu yang cukup, keduanya ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam di tempat yang berbeda, Syekh Wasibageno ditugaskan untuk berjalan ke arah timur sampai di hutan Dwarawati atau di daerah Jatinom, Klaten sekarang, sedangkan Syekh Jumadigeno berjalan ke arah hutan -wana- yang terlihat jelas -malela-- jadilah wanalela. Di sanalah kemudian Syekh Jumadigeno membabat alas tersebut menggunakan baju ontrokusumo dan bandil.

Orang yang pertama kali menggagas Upacara Adat Saparan,  Purwowidodo, Lurah Widodomartani saat itu, bersama Kepala Dukuh Pondok Wonolelo pada tahun 1967. Keduanya memiliki ide melangsungkan upacara dengan terlebih dulu mengumpulkan trah atau keturunan Ki Ageng Wonolelo.  Setelah bermusyawarah,  disepakati oleh masyarakat, semua keturunan diundang. Mereka diminta mengumpulkan pusaka yang tersebar di beberapa tempat untuk disatukan. Pusaka-pusaka tersebut diarak mengelilingi kampung sampai di kompleks makam Ki Ageng Wonolelo. Pusaka tersebut disimpan di dalam rumah Tiban. Warisan Pusaka Ki Ageng Wonolelo meliputi :

  1. Tombak, Teken (tongkat) dan Baju Ontrokusumo disimpan di Pondok Wonolelo

  2. Kitab Suci Al-Qur’an yang ditulis tangan oleh Ki Ageng Wonolelo disimpan keluarga di Kalasan

  3. Potongan Kayu Mustaka Masjid disimpan keluarga di Cangkringan

  4. Bandil disimpan keluarga di Jatinom, Klaten 

  5. Kopyah disimpan keluarga di Umbulmartani

Upacara Adat Saparan Ki Ageg Wanolelo tidak hanya berupa kirab pusaka, tetapi juga tahlilan dan doa bersama trah. Setelah itu nyekar, kepada penghujung dan waega sekitar disebarkan kue apem. Upacara dilaksanakan pada malam hari dengan menggunakan petromak atau lampu minyak sebagai penerang. Suasana upacara pada zaman dahulu terkesan sangat khidmat dan mistis, lingkungan Pondok Wonolelo yang masih berupa hutan terkesan masih “wingit” seram atau menakutkan. Ketika kirab pusaka berlangsung, terasa hening. Pedagang di pasar  malam tidak ada yang berani membuka dagangannya. Pergelaran kesenian dihentikan. Para pengunjung terdiam, tidak ada yang berani bersuara,  

Saat ini upacara dimeriahkan rangkaian acara yang padat. Pembukaan Upacara Adat Saparan diawali dengan pengajian akbar  di Masjid Ki Ageng Wonolelo. Selanjutnya kegiatan lainnya seperti; (1) Jathilan; (2) Pengajian; (3) Pentas seni anak; (4) Pasar malam; (5) Dangdut; (6) Campur sari; (7) Tari-tarian; (8) Senam; (9) Mocopat; (10) Srontol; (11) Kethoprak; (12) Sholawatan; (13) Acara puncak kirab pusaka dan pembagian apem kepada masyarakat; terakhir, (14) Wayang kulit. Rangkaian acara tersebut dilaksanakan dua minggu berturut-turut. Puncak acara berupa kirab pusaka dan pembagian apem dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon. 

Komponen yang mesti ada di dalam upacara ini adalah apem dan sesaji.  Apem mulai diperkenalkan oleh Ki Ageng Wonolelo saat seusai menunaikan ibadah haji. Pembagian kue apem bertujuan untuk memberikan nasihat kepada masyarakat, jika pergi kemanapun dengan perasaan penuh ampunan maka tidak akan mendapatkan musuh atau masalah,  mudah  memaafkan, dan akan memiliki banyak teman.

Penyiapan sejumlah jenis makanan sebagai tanda atau simbol penghormatan atas jasa para pendahulu. Mereka itu, Ki Ageng Wonolelo yang memiliki jasa yang sangat besar bagi masyarakat Pondok Wonolelo. Makanan simbolis yang disiapkan berupa (1) tumpeng robyong berupa nasi tumpeng yang dibuat dengan 3 tingkatan; (2) ingkung ayam panggang; (3) pisang raja; (4) kembang telon terdiri dari kembang mawar, melati, dan kanthil; (5) buah-buahan terdiri dari 2 buah apel, 3 buah jeruk dan 3 buah salak; (6) daun kluwih 5 lembar; (7) tumpeng; (8) sembilan telur ayam kampung; (9) kerupuk udang atau peyek. Makna dari semua sesaji yaitu tentang harapan masyarakat terhadap pencipta semesta supaya diberikan kebaikan, ketentraman, kebahagiaan dan kemudahan serta kelancaran untuk semua urusan. Selain itu juga sebagai rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan kepada masyarakat Pondok Wonolelo. 

Upacara Saparan Ki Ageng Wonolelo memiliki peran penting di dalam masyarakat. Pertama, upacara ini menjadi sarana untuk mendo’akan, mengenang dan meneladani perjuangan Ki Ageng Wonolelo, supaya keturunan Ki Ageng Wonolelo bisa menjadi orang yang berbakti kepada para pepunden. Kedua, mampu menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan seni yang dimiliki Pondok Wonolelo serta sekitarnya.  Ketiga, upacara ini mampu mendukung Pondok Wonolelo sebagai desa wisata religius.  Keempat, upacara ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku ekonomi dengan adanya Upacara Adat Saparan Wonolelo dan Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo.

 

Berburu Apem Saparan Adat Wonolelo
Berburu Apem Saparan Adat Wonolelo
Rangkaian Upacara Adat Saparan Wonolelo
Rangkaian Upacara Adat Saparan Wonolelo
Salah satu pertunjukkan Adat Saparan Wonolelo
Salah satu pertunjukkan Adat Saparan Wonolelo
Makam Ki Ageng Wonolelo
Makam Ki Ageng Wonolelo
Sambutan di acara Adat Saparan Wonolelo
Sambutan di acara Adat Saparan Wonolelo