Bapak Anwar Pemilik rumah indis Jalan Sultan Agung Nomor 24 Yogyakarta memiliki kepedulian terhadap pelestarian nilai budaya dengan mewujudkannya kedalam perencanaan bangunan sehingga pelestarian warisan budaya khususnya di Kawasan Cagar Budaya Pakualaman Yogyakarta masih tetap eksis dan memiliki karakter/citra Kawasan yang bernuansa gaya arsitektur Indis yang merupakan isi dari sub Kawasan bintaran Pemilik rumah indis Jalan Sultan Agung Nomor 24 Yogyakarta Bapak Anwar memiliki kepedulian terhadap pelestarian nilai budaya dengan mewujudkannya kedalam perencanaan bangunan sehingga pelestarian warisan budaya khususnya di Kawasan Cagar Budaya Pakualaman Yogyakarta masih tetap eksis dan memiliki karakter/citra Kawasan yang bernuansa gaya arsitektur Indis yang merupakan isi dari Kawasan bintaran. Bangunan ini dimiliki oleh Bapak Anwar dengan cara pembelian, pemilik bangunan kemudian melakukan perencanaan untuk memperbaiki bangunan disesuaikan dengan kebutuhan tempat usaha, oleh karena itu perencanaan bangunan diajukan perizinan ke Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta, dan untuk mengeluarkan IMB maka Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta mohon rekomendasi ke Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya DIY, dengan rekomendasi bahwa bangunan tersebut harus dikembalikan ke bentuk aslinya bergaya arsitektur indis dengan cara pengembangan (kegiatan adaptasi). Maka oleh Bapak Anwar bangunan tersebut dikembangkan dengan cara adaptasi yang disesuaikan dengan kebutuhan saat ini yang merupakan tempat usaha yang sebelumnya merupakan rumah tinggal. Bangunan ini merupakan salah satu yang menghiasi ciri arsitektur Kawasan cagar budaya Pakualaman dengan daerah bintaran sebagai pemukiman baru di Yogyakarta.
Bangunan ini merupakan hasil adaptasi dengan tetap mempertahankan bentuk asli bangunan indis yang merupakan bangunan peninggalan salah satu petinggi belanda yang berdinas di benteng Vredeburg, bangunan ini merupakan solusi bagi pemindahan pemukiman petinggi belanda yang bertugas di benteng vredeburg yang sudah penuh/tidak muat, pemindahan pemukiman dilakukan oleh petinggi belanda Ketika di dalam beteng sudah tidak mampu menampung oleh karena itu dibangun beberapa rumah dengan gaya arsitektur indis di dekat Kadipaten Pakualaman. Setelah masa kemerdekaan bangunan kemudian digunakan untuk praktek salah seorang dokter terkenal di Yogyakarta, bangunan ini juga pernah digunakan untuk berbagai kegiatan usaha dan yang terakhir digunakan untuk restoran cepat saji Mc. Donald.
Denah bangunan berbentuk empat persegi panjang dengan bentuk atap limasan berbahan penutup atap genteng vlam , lantai bangunan dari tegel warna bermotif ukuran 20x20 cm, bangunan ini dilengkapi bukaan pintu dan jendela model indis (ukuran besar dengan dobel pintu bagian dalam berbentuk panil kaca dan bagian pintu luar dari krepyak kayu ).demikian juga dengan jendela berbentuk panil pada bagian dan dan krepyak kayu pada bagian luar). pintu dilengkapi dengan tebeng/angin-angin berpenutup krepyak kayu.