Dilahirkan di Gunungkidul, 26 Maret 1960, Purwadmadi dikenal sebagai seorang penulis seni-budaya Yogyakarta yang mumpuni. Bakat kepenulisannya dipupuk sejak ia menempuh studi di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, IKIP Yogyakarta (sekarang UNY), 1979 – 1987. Ia mulai meniti karier kepenulisannya sebagai wartawan/staf redaksi SKH Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, saat masih di bangku kuliah (1984-1989), dan berlanjut sebagai redaktur/wartawan Harian Yogya Post, Yogyakarta (1990-1992).
Purwadmadi sangat sadar bahwa kehidupan seni-budaya Yogyakarta yang dicintainya perlu ditopang oleh tulisan. Berbekal kecermatan kerja wartawan, Purwadmadi mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengokohkan eksistensi seni-budaya Yogyakarta melalui berbagai kegiatan tulis-menulis. Sejak tahun 1992 hingga 2004, ia berperan sebagai humas/pengajar di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. Pada tahun 2007 ia menyusun buku tentang proses kreatif pak Bagong Kussudiardja berjudul “Joget mBagong, di Sebalik Tarian Karya Bagong Kussudiardja” (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan YBK). Di lembaga ini ia juga berperan sebagai pengajar/instruktur penulisan kreatif pada Program Beasiswa Seniman Paska Terampil, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta (2014 - sekarang).
Pengalamannya sebagai wartawan dan bidang humas menghantar Purwadmadi untuk berkiprah di lembaga pendidikan. Selama tujuh tahun (2006-2012) ia bertugas sebagai dosen tidak tetap mata kuliah “Copy Writing” pada Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Ia juga pernah berperan sebagai dosen tidak tetap mata kuliah “Penulisan Feature” di Program Studi Jurnalistik, Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, UPN Veteran Yogyakarta (2007-2013); dan dosen tidak tetap “Penulisan Naskah Iklan”, di Program Studi Desain Komunikasi Visual, Akademi MSD Yogyakarta (2009-2011). Mulai September 2020 kembali diminta Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran untuk menjadi pengajar luar mata kuliah Bahasa Jurnalistik. Selain itu, pada tahun 2010-2014 Purwadmadi terpilih sebagai professional facilitator PT NSI Jakarta, untuk Program ICT-EQEP yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY.
Di luar lembaga pendidikan, kemahirannya dalam bidang penulisan telah ia sumbangkan pada Dinas Kebudayaan DIY. Di lembaga ini Purwadmadi telah menyumbangkan banyak karya tulis, antara lain buku kupulan esai budaya Yogya Ragam Ekspresi Budaya (Dinas Kebudayaan DIY, 2019), buku Daya Pangaribawe Keistimewaan (Sekretariat Parampara Praja, 2017), buku “Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #13” (TBY, 2014), dan “Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #14” (TBY, 2015). Ia juga ikut menyusun buku memori dan biografi “Tino Sidin, Guru Gambar dan Pribadi Multidimensional” (Kementerian Pendidikan Nasional dan Taman Tino Sidin, Yogyakarta, 2015). Kecintaan Purwadmadi pada seni tari telah menyumbangkan empat buku seri dokumentasi seni pertunjukan tradisi terbitan Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Masing-masing adalah “Seni Pertunjukan Tradisi #3: Beksan Guntur Segara, Bedhaya Kuwung-uwung, Bedhaya Angron Sekar; Beksan Bugis” (TBY, 2014), “Seni Pertunjukan Tradisi # 4: Bedhaya Tejanata; Srimpi Nadheg Putri; Beksan Jebeng; Beksan Floret” (TBY, 20140, “Seni Pertunjukan Tradisi #5”: Beksan Bandabaya, Mantro, Panjidor, Srimpi Rangga Janu” (TBY, 2016), dan “Seni Pertunjukan Tradisi #6, Beksan Etheng, Golek Pocung Kethoprak, Golek Lambangsari” (TBY, 2017). Melalui karya-karya tulis itulah Purwadmadi telah menyumbangkan kemampuan dirinya untuk mewartakan seni-budaya Yogyakarta.
Purwadmadi bukan hanya seorang pewarta seni-budaya yang handal, ia juga pelaku seni sastra. Tak kurang ada empat novel yang telah ditulisnya: sebuah novel silat “Larakan” (2006), “Sinden” (Navila, Yogyakarta, 2007), “Laskar Sabrang, Sangkan” (Aditera, Bandung, 2007), dan “Laskar Sabrang, Arah Tuju” (Aditera, Bandung, 2007), . Di bidang sastra lakon, ia pun pernah menulis sebuah naskah ketoprak yang dipentaskan pada Hari Pers Nasional 2014, berjudul “Gonjang Ganjing Kabar Miring,” dan menyusun naskah/script-tv sinetron miniseri untuk TVRI Yogyakarta berjudul “Srawung Kampung” yang ditayangkan pada bulan Juni-Juli-Agustus 2017. Selain itu ia menerbitkan sebuah kumpulan puisi bertajuk “Wayang dan Lain-lain” (Interlude, Yogyakarta, 2015) serta kumpulan cerita cekak Telasih Wulan September (Bina Grafika, 2020); dan, bersama Subandi, ia juga menerbitkan buku piwulang Jawa bergambar, “Gambar Pitutur, Komik Panakwan” (TBY, 2015). Dalam masing-masing karya tersebut terlihat jelas kecintaan Purwadmadi yang kuat pada seni-budaya.
Kiprahnya di bidang seni-budaya dan pendidikan akhirnya menghantar pria yang berdomisili di Karangjati RT 06 RW 37, Sinduadi, Mlati, Sleman ini untuk berperan sebagai Anggota Tenaga Ahli Bidang Kebudayaan pada Sekretariat Parampara Praja, Pemda DIY (2017 sampai 2020); Anggota Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda, Dinas Kebudayaan DIY (2017 sampai 2019); Anggota Dewan Kebudayaan Kabupaten Sleman (2017-2019); dan pada tahun 2020 terpilih sebagai Anggota Dewan Kebudayaan DIY.