Indonesian Visual Art Archive (IVAA) adalah sebuah lembaga nirlaba di Yogyakarta yang bergerak dalam bidang dokumentasi, riset, perpustakaan serta edukasi dan eksplorasi seni visual dan budaya kontemporer. Awalnya (1995 -2007) lembaga ini bernama Yayasan Seni Cemeti (YSC), didirikan oleh Nindityo Adipurnomo, Melia Jaarsma, Agung Kurniawan, Yustina Neni, Raihul Fadjri, dan Anggi Minarni. Pada waktu itu YSC yang beralamatkan di Jl. Patehan Tengah No.37, Patehan, Kecamatan Kraton, merupakan lembaga pendukung proses kreatif pelaku seni rupa kontemporer Yogyakarta pada umumnya. Bentuk dukungan yang disediakan antara lain adalah akses dokumen seni rupa kontemporer Indonesia era 1980-1990, serta pendokumentasian proses kreatif dan karya seniman rupa kontemporer Yogyakarta. Salah satu capaian terpenting YSC di masa itu adalah penyelenggaraan pameran keliling seni rupa kontemporer Indonesia di Eropa dan Australia, bertajuk "AWAS! Recent Art from Indonesia, 1999-2001 "yang diikuti oleh seniman-seniman yang sekarang dikenal sebagai tokoh seni rupa kontemporer Indonesia, seperti Arahmaiani,Agus Suwage, dan Tisna Sanjaya.
Pada bulan April 2007 lembaga ini memutuskan untuk memfokuskan kegiatan pada bidang yang hingga kini masih jarang dilakukan yakni pendokumentasian seni visual Indonesia, ditandai dengan pengubahan nama lembaga menjadi IVAA. Untuk mengembangkan pelayanan mereka, sejak pertengahan 2008 IVAA melakukan proses digitalisasi dan membangun kemitraan arsip dengan berbagai lembaga seni rupa di Indonesia serta mempublikasikan koleksi tersebut ke jaringan online. Dengan diluncurkannya http://www.ivaa-online.org pada tahun 2009, IVAA menjadi Pusat Informasi Digital untuk Seni Visual pertama di Indonesia. Database IVAA telah menyimpan ribuan data referensi dan segala arsip yang berhubungan dengan seni visual di Indonesia dan juga internasional, meliputi rekaman proses berkarya seniman dan peristiwa seni visual dalam format foto, audio-video, buku-buku referensi seni visual dan budaya, katalog pameran, portfolio perupa hingga karya audio visual/video art.
Dipimpin Farah Wardani, direktur eksekutif IVAA 2007-2014, IVAA memantapkan diri sebagai lembaga simpul yang mempertemukan perupa, peneliti, mahasiswa, kurator, kritisi dan berbagai pihak lainnya dalam infrastruktur seni rupa - baik dari Indonesia maupun luar negeri.Tahun 2017 IVAA dinobatkan oleh Art Sttage Jakarta sebagai Lembaga Seni Terbaik di Indonesia. Pada 2020, IVAA, yang sejak tahun 2011 menetap di Jalan Ireda, Gang Hiperkes MG I/ 188 A-B, Kampung Dipowinatan, Keparakan, Yogyakarta 55152, dikelola oleh Lisistrata Lusandiana (Direktur), Sukma Smita (Kepala Kantor), Dwi Rahmanto (Kepala Arsip), Edy Suharto (Staff Perpustakaan/Umum), Rosa Pinilih (Manajer Keuangan), Santosa Werdoyo (Pustakawan), dan Hardiwan Prayogo (Pengolah Arsip). Bersama para relawan dan peserta magang yang mayoritas warga muda, lembaga nirlaba independen ini terus berkarya dalam bidang dokumentasi seni visual dan berbagai pemanfaatannya, sehingga turut mengharumkan nama Yogyakarta di mata Indonesia dan dunia.***