Hj. Bawoek Soemiyati

Hj. Bawoek Soemiyati yang dikenal dengan sebutan bu Bawuk atau Mak Wuk, merupakan salah satu maestro tata rias pengantin gaya Yogyakarta. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 27 September 1942. Lahir dalam masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dan besar dimasa-masa transisi kemerdekaan, menjadikan beliau pribadi yang tegas, keras dan mandiri. Meski beliau hanya lulusan sekolah menengah atas, tetapi kecerdasan dan keterampilannya tidak diragukan lagi. Hal itulah yang kemudian menjadikan beliau mumpuni dibidangnya. Perjalanan karir beliau di dunia rias pengantin diawali dengan berbagai macam kursus diantaranya: - Tata rias pengantin Yogya Putri pada tahun 1981 di Yogyakarta - Tata rias pengantin Yogya Paes Ageng pada tahun 1981 di Yogyakarta - Tata rias pengantin Solo Putri pada tahun 1981 di Yogyakarta Tata rias pengantin Solo Basahan pada tahun 1981 di Yogyakarta Tata rias pengantin Sunda Putri pada tahun 1988 di Yogyakarta Tata rias pengantin Sunda Siger pada tahun 1988 di Yogyakarta - Tata rias pengantin Bali pada tahun 1992 di Solo - Tata rias pengantin Gaun Panjang tahun 1993 di Yogyakarta - Tata rias pengantin Sunda Kasumedangan pada tahun 2003 di Bandung 

Selain menjadi perias pengantin, beliau juga meniti karir sebagai instruktur dan penguji pada bidang tata rias pengantin yang dilaksanakan di LKP milik pribadi maupun di SKB milik pemerintah. Bidang Uji yang beliau tempuh diantaranya: 

Sebagai pendidik dan penguji yang ahli, beliau sering diundang menjadi narasumber dan mengisi berbagai seminar baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya:

Pengalaman Mak Wuk dalam merias pengantin pun bukan hanya dikalangan masyarakat biasa, tetapi beliau sering melayani keluarga keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bersama almarhumah Hj. Tienuk Riefky. Beberapa kali pula beliau turut melayani acara pernikahan putra-putri Presiden Soeharto di Cendana Jakarta. 

Kecintaan pada seni tata rias pengantin, beliau wujudkan dalam beberapa buah buku yang berhasil disusun dengan rekan-rekan sejawatnya. Buku tersebut tidak hanya sekedar melengkapi khasanah kebudayaan tetapi juga dijadikan acuan dan sumber belajar bagi generasi penerus yang ingin mendalami dunia rias pengantin. Beberapa judul buku yang beliau susun diantaranya adalah : 

1.Tata Rias Pengantin Kasatrian Ageng & Kasatrian Ageng Selikuran, diterbitkan oleh Kanisius pada tahun 2008 

2.Tata Rias Pengantin Pengantin Yogyakarta Berkerudung Tanpa Paes, diterbitkan oleh Kanisius pada tahun 2008 

Berbagai penghargaan balk ditingkat provinsi maupun tingkat nasional sudah banyak yang diperolehnya. Mulai dari penghargaan sebagai instruktur tata rias terbaik tingkat provinsi pada tahun 2009, hingga menjadi instruktur tata rias terbaik pada tahun 2010 di Jakarta. Dari sekian banyaknya penghargaan yang beliau dapatkan, tidak serta merta membuat beliau menjadi tinggi hati dan pilih kasih terhadap anak didiknya. Dengan ketegasan beliau memegang teguh pakem- pakem yang berlaku dalam tata rias pengantin, menjadikan anak didik beliau berprestasi membanggakan. Sebut saja Arnie Suryo, Edina Larasati dan Hj. Yuyuk Endi, adalah 3 (tiga) dari sekian ratus perias ternama yang handal dalam hal pakem tata rias pengantin gaya Yogyakarta. Kepiawaian beliau dalam membimbing anak didik berprestasi dan kompeten, mengantarkan beliau pada predikat instruktur tata rias dengan lulusan terbanyak. Diawal karirnya sebagai instruktur di SKB pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017, bu Bawuk berhasil melahirkan sekitar 1200-an peserta didik yang lulus uijan kompetensi program Tata Rias Pengantin dengan berbagai bidang. 

Sebagai perias senior, sosok bu Bawuk juga tidak lepas dari organisasi perias pengantin. Pada tahun 1981 beliau bergabung dengan organisasi Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai anggota. Pada tahun 1990 beliau menjabat sebagai ketua Dewan Pimpinan Cabang HARPI Melati Kota Yogyakarta, dan sejak tahun 2000 sampai 2015 beliau menjabat sebagai bendahara di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HARPI Melati DIY. Pada tahun 2015 beliau kembali dipercaya DPD HARPI Melati DIY sebagai penasehat DPC HARPI Melati Kota Yogyakarta sekaligus masuk dijajaran tim ahli. Tahun 2017 lalu, beliau mengalami sakit berkepanjangan, tetapi hal tersebut tidak menjadikan beliau berputus asa dan tanpa karya. Justru sakitnya menjadi penyemangat beliau untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagianak didik dan dunia paes manten. Disela-sela pengobatannya, beliau berhasil menciptakan pola paes Yogya dan Solo yang bisa diaplikasikan dengan mudah oleh siapa saja. Sayangnya, hasil karya beliau belum dipatenkan mengingat kondisi dan sulitnya birokrasi untuk menuju ke sana. Meski usianya tidak lagi muda, semangat beliau untuk tetap berkarya selalu menggebu-gebu. Cita-citanya untuk membuat pagelaran upacara adat pengantin Sunda berhasil dilaksanakan oleh murid-murid beliau yang tergabung dalam Paguyuban Perias PengantinSekarArum.*** 

 

Kegiatan Merias Pengantin
Kegiatan Merias Pengantin
Merias di acara ULTIMA II
Merias di acara ULTIMA II
Bu Bawoek
Bu Bawoek