Bangunan Indis Kantor Pos Besar

Bangunan Kantor Pos Besar di Jalan P. Senopati 2 (pada masa Belanda disebut Kampementstraat) di sebelah utara, dan Ian Trikora (dahulu bernama Pangurakan kemudian pada masa Belanda bernama Kadasterstraat) di sebelah barat. Bangunan yang berdiri pada tahun 1912 oleh para insinyur dari Burgerlijke Openbare Werken atau Departemen Pekerjaan Umum Belanda digunakan untuk Post, Telegraaf en Telefoonkantoor (PTT) atau Kantor Pos, Telegraf dan Telepon. Sekarang gedung tersebut bernama Kantor Pos Besar Yogyakarta, masih dalam keadaan balk dan terawat di bawah perusahaan milik negara (BUMN) PT Pos Indonesia. Walaupun mengalami perubahan sebutan, namun fungsinya masih sama sebagai Kantor Pos. Pada pertengahan abad ke-19 pemerintah Hindia Belanda mendirikan PTT di Bandung sebagai kantor pusat, yang kemudian dikembangkan sampai ke daerah-daerah. Pada tahun 1942 pemerintah Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, termasuk menguasai Kantor Pos, Telegraf dan Telepon. Pada tahun 1945 Jepang kalah perang, disusul kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal 1 September 1945 Jawatan PTT Pusat, Bandung mengeluarkan instruksi bahwa semua kantor PTT balk di pusat maupun di daerah, pimpinan dan kekuasaannya harus dipegang oleh bangsa Indonesia pemerintah Republik Indonesia. Para pemuda Indonesia dengan semangat perjuangan, mendesak Jepang supaya PTT diberikan ke Republik Indonesia. Dengan penuh perjuangan baru tanggal 27 September 1945 lembaga ini berhasil di tangan Indonesia, dan Mas Soeharto ditunjuk sebagai pimpinan Jawatan PTT. Beliau menempati rumah di Jalan Gemblakan 47. Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak menyurutkan Belanda untuk menguasai Indonesia kembali, walau dengan jalan mengangkat senjata. Untuk keselamatan RI maka tahun 1946 ibukota negara pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Sampai pada sekitar peristiwa Agresi Militer pertama tanggal 21 Juli 1947 untuk keperluan komunikasi di masa perjuangan, dilakukanlah pemasangan stasiun-stasiun radio PTT di berbagai daerah termasuk Yogyakarta. Dilakukan pula tindakan-tindakan yang penting di antaranya pemindahan Pusat Laboratorium Radio dan Telekomunikasi dari Bandung ke Yogyakarta dan Surakarta. Pada masa perjuangan ini peran PTT yang dipimpin Mas Soeharto sangat penting. Di rumah Jalan Gemblakan 47 tersebut Mas Soeharto bekerja dalam diam, namun Belanda menciumnya juga. Rencananya tanggal 19 Januari 1949 peralatan PTT akan dipindah keluar kota, namun gagal!, karena tanggal 17 Januari tengah malam rumah Jalan Gemblakan 47 dikepung pasukan IVG (Informatie voor Geheimen) Dinas Rahasia Tentara Belanda. Pasukan yang dipimpin Letnan Kramers menggeledah isi rumah dan terbukti bahwa Mas Soeharto menjabat sebagai General Postmaster (Kepala Pos), kemudian ditangkap dengan tuduhan menggunakan zender PTT untuk keperluan gerilya. Atas jasa dan pengabdiannya terhadap negara, tanggal 27 Desember 1962 Pemerintah RI menetapkan almarhum Mas Soeharto sebagai Pahlawan PTT dan menjadi Mahaputera Tk III, sedangkan bintangnya disematkan pada Ibu Soeharto Selaku wakil almarhum. 

Bangunan Kantor Pos dua lantai dari masa kolonial ini berdenah huruf U, memiliki luas bangunan 1.121,45 m2 di atas lahan seluas 6.400 m2 Dari depan, fasadnya memperlihatkan adanya bukaan setengah lengkung, sedangkan di sisi lain bukaan segi panjang. Pada atap limasan di ujung-ujungnya, juga di kemuncak kedua tajug yang menonjol ke depan sehingga membentuk seolah seperti 'menara' mengapit bagian tengah, terdapat hiasan penggada. Di atas atap bangunan bagian depan tepat tengah terdapat dormer berfungsi sebagai sirkulasi udara. 

Pada waktu gempa pada tangal 27 Mei 2006 terjadi kerusakan di bangunan tersebut, kemudian PT Pos Indonesia segera melakukan renovasi dengan cara adaptasi, yaitu mempertahankan keaslian bangunan, misalnya fasad bangunan, keberadaan tangga ke lantai atasdari marmer, ruang pertemuan, kotak surat brievenbus masih dapat disaksikan. Adaoun untuk memenuhi kebutuhan servis pelayanan mayarakat, di sebelah selatan gedung utama dibangun tambahan gedung baru yang selaras dengan bangunan lama. Sampai sekarang bangunan peninggalan dari zaman Belanda tersebut menjadi salah satu penanda yang berdiri di dekat sumbu filosofi.*** 

Jendela lengkung dengan daun jendela kaca patri
Jendela lengkung dengan daun jendela kaca patri
Interior unik ruang pelayanan masyarakat
Interior unik ruang pelayanan masyarakat
Tangga marmer menuju lantai dua
Tangga marmer menuju lantai dua
Bangunan Kantor POS Besar
Bangunan Kantor POS Besar